Dejan Masih Kesulitan Tentukan Lapangan untuk Uji Coba

foto-persib-bandung-latihan-di-football-plus-TANTAN-SIM_3309

Persib Bandung akan menggelar laga uji coba pasca mengikuti turnamen Bali Island Cup 2016. Namun sang pelatih, Dejan Antonic mengaku masih kesulitan untuk mencari lapangan untuk pertandingan tersebut. Karena menurutnya sejauh ini lapangan representatif yang tersedia hanyalah Football Plus. Namun menurutnya pemain harus lebih banyak membiasakan diri bertanding lapangan normal, bukan lapangan artificial.

“Oh itu saya belum tahu karena kita sedikit punya masalah untuk cari lapangan,” ujar Dejan saat diwawancara di Rai Fitness Premier, Senin (29/2).

Pria berusia 47 tahun itu mengatakan timnya akan melakoni 2 laga uji coba yang waktunya berdekatan. Menurutnya di pertandingan pertama difokuskan untuk memberi kesempatan pasukannya yang kurang mendapat menit bermain di Bali Island Cup. Sedangkan laga berikutnya dia siapkan untuk menjaga sentuhan seluruh anak asuhnya.

“Hari Rabu sama Jumat. Hari Rabu yang tidak main di Bali banyak, kalau Jumat kita campur-campur lagi. Tapi mungkin untuk Jumat prioritas yang waktu Rabu tidak main,” tuturnya.

Mengenai lawan, Dejan pun masih mencari tim yang cocok untuk meladeni pasukannya. Menurutnya di uji coba pertama tim lokal Bandung yang levelnya masih di bawah akan menjadi pilihan. Baru untuk laga berikutnya pelatih berlisensi UEFA Pro itu ingin musuh yang lebih sepadan.

“Belum tahu, tapi lawan Rabu tidak berat karena untuk yang tidak main (di Bali Island Cup). Tapi untuk Jumat kita cari yang bagus dan lebih serius,” pungkasnya.

Ini Kiat Tony Untuk Hindari Cedera

foto-persib-bandung-vs-pbfc-piala-presiden-2015-tony-sim_9547Cedera menjadi momok bagi para pesepakbola, karena tidak jarang karir mereka mesti terhenti akibat musibah tersebut. Punggawa Persib, Tony Sucipto pun punya cara supaya dia tidak mengalami cedera ketika harus berduel dengan pemain lain di lapangan. Sebagai pemain belakang yang bertugas menahan gempuran lawan, dia tidak boleh ragu saat mengambil keputusan. Termasuk ketika harus menjegal penyerang lawan. Continue reading “Ini Kiat Tony Untuk Hindari Cedera”

Hermawan Beri Garansi Totalitas Untuk Persib

foto-persib-bandung-latihan-di-seskoad-hermawan-sim_3149Karakter bermain yang keras dan tidak kenal kompromi menjadi ciri khas Hermawan ketika mengawal lini belakang. Hal itu yang membuat dia begitu spartan menjaga serangan semua tim termasuk Persib saat masih membela PBR. Menurutnya dimanapun dia bermain, semangat militan seperti itu selalu dia perlihatkan demi memberikan hasil terbaik untuk tim. Garansi serupa juga dia berikan kepada Persib yang sudah menampungnya pasca didepak Arema Cronus. Continue reading “Hermawan Beri Garansi Totalitas Untuk Persib”

PERSIB Terus Fokus Latihan

 

herrie_setyawan_jatn_618c61d

Asisten Pelatih PERSIB, Herrie Setyawan optimistis timnya dapat memaksimalkan waktu persiapan sebelum bergulirnya Indonesia Super Competition (ISC), Maret mendatang. Kondisi tim yang belum lengkap tidak menyurutkan motivasi Maung Bandung untuk tetap mempersiapkan semuanya.

Pria yang karib disapa Jose ini menjelaskan, setelah selesai pada turnamen Piala Jenderal Sudirman, tim tetap berlatih rutin, meskipun intensitas berkurang satu minggu tiga kali. Selain menjaga kebugaran pemain, latihan juga untuk mempertahankan kualitas sentuhan bola bahkan sesekali uji coba untuk menjaga atmosfer pertandingan. Continue reading “PERSIB Terus Fokus Latihan”

Selamat Datang Di blog Saya

Sejarah Persib Bandung 

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom.

Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.

Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.

Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,” kata Soendoro.
Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.

Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.

Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.

Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.